Cerita sex pamer istri
Aku permisi dulu kepada A Siang untuk menghampiri suamiku. Ia memanggil dua orang petugas lain di belakangnya dengan gerak isyarat. Ingatan pada adegan film itu menjadikan Aku untuk berbuat rada nekat. Kurasakan mukaku juga menghangat, dadaku berdesir. Bagian bawah celana Iyan terlihat menggembung besar. Atau anak itu saja yang kusuruh pindah? Beberapa dancer menjajakan minuman Ladies Drink mereka, hanya memakai g-string dan topless…. Sekedar informasi, aku memang mempunyai gairah seks yang sangat tinggi, sementara di sisi lain, suamiku biasanya cuma sanggup ejakulasi satu kali, belum lagi ukuran penisnya yang pas-pasan. Aku menginginkan suamiku! Selangkanganku membasah.
Kata-kata yang dapat tertangkap oleh telingaku hanyalah stand, wall dan against setelah berpikir beberapa detik untuk mencernanya. Aku tak peduliku security hotel melotot melihat pantatku yang ter ekspos bebas. Kami pun langsung ke toko CD compact disc lho, bukan celana dalam. Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil melepaskan puncak ejakulasi dengan hebat dan tubuhku langsung terkulai menelungkup di atas tubuh Iyan. Aku menikmati sentuhan tangan markus yang bergerilya mengusap perut dan naik ke arah boobs ku. Tak ada yang kosong. Dia menarik tangannya dari wilayah dadaku. Meja itu dipenuhi oleh uang receh, permen, sapu tangan dan kertas-kertas tak berguna dari isi kantong kami berdua.
Perkiraanku, anak nakal ini duduknya lebih mendekat ke arahku sedang menikmati hasil usahanya. Aku adalah tipe perempuan setia, selama ini aku hanya berhubungan seks dengan suamiku seorang. Aku tahu Bang Mamat sudah berdiri di belakangku. Saya bawa kunci cadangan, nanti gampang bisa masuk sendiri. Istripun meladeni. Penasaran aku dengan amat hati-hati membuka sedikit mataku. Sementara itu bibirnya mulai menyusur leher dan belakang telingaku bagian yang paling sensitif bagiku. Mata mereka tak pernah luput dari melihat tubuhku. Walaupun demikian, aku agak heran dengan sikap istriku saat itu yang tidak memprotes sedikit pun atas perbuatan si Kumis terhadap dirinya.
Aku memberikan aba-aba kepada salah seorang dancer di depan untuk mendekat dan mengerjain my hubby. Perasaanku dia sedang membukai kancing, meneruskan pekerjaan yang tadi tertunda. Selangkanganku membasah. Apa masalah yang begitu besar sehingga kami harus diperiksa di ruangan terpisah? Seberani itukah Si pemalu ini? Tiba-tiba terlintas ide untuk kepalaku. Mereka menurutinya dan langsung mendekam di pelukan A Siang dan Rudy. Aku deg-degan, tapi tetap pura-pura mendengkur. Kami segera pulang, Sopir kami turunkan sebelum masuk komplek perumahan kami karena dia akan pulang ke rumahnya sendiri. Aku melihat jakun lelaki 40 tahun ini trus menerus meneguk liur nya, entah apa yang dipikirkannya saat ini.

Kami tidak bisa melakukan sex di mobil saat itu karena jalan sangat ramai dan sering sekali orang lewat dekat mobil kami. Mungkin saja memang ia harus memeriksa bagian dada Sherly, toh dadaku juga diperiksa oleh si Brewok, pikirku. Lebih celaka lagi kalau dia akan menganggapku sebagai perempuan murahan. Selanjutnya suamiku langsung terjerembab tidak bertenaga lagi terhempas kelelahan di sampingku. Begitulah beberapa kali Iyan melakukan hujaman-hujaman ke dalam liang terdalamku tersebut. Aku lihat lampu-lampu ruangan rumah depan mati semua…. Apa boleh buat, terima saja apa adanya. Dengan penuh keragu-raguan aku melirik kepada suamiku. Detik berikutnya si Tegap menarik tangan Sherly dan membawanya ke sisi tembok yang bersebelahan dengan tembok di hadapan kami. Kuberi kesempatan kawan adikku itu menikmati pangkal pahaku lebih leluasa.

Samar-samar kulihat penis tegang anak ini nongol dari rits celananya, dan di ujung kontol yang membasah ini telapak tangan kirinya sedang menampung tetesan-tetesan akhir pancaran cairan yang beraroma khas tadi … Kututup mataku sebelum dia menoleh. Kalau aku memamerkan buah dadaku misalnya kepada seorang lelaki dewasa, aku khawatir akan diartikan berbeda. Memang ada 3 kursi yang hanya berisi masing-masing seorang. Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil melepaskan puncak ejakulasi dengan hebat dan tubuhku langsung terkulai menelungkup di atas tubuh Iyan. Aku membalikan badan dengan manja dan bergelayut di lengannya. Si Brewok mulai memeriksa seluruh tubuhku. Mereka dengan gaya erotis menanggalkan bajunya, sementara aku menggoda Sisy dan vina untuk menanggalkan pakaian dan berteriak kepada mereka untuk berusaha merayu Mr. Si Tegap melakukan hal yang sama pula terhadap Sherly. Mobil kami parkir di jalanan komplek karena cukup aman. Aku berjalan menuju kamar mandi di belakang.


Rudy untuk melepas kemeja mereka. Itu juga berarti bahwa sekian saat lagi akan ada sesuatu yang akan menempel di permukaan kemaluanku. Aku tersenyum penuh kemenangan …. Ukuran gempa tak sampai satu skala Richter. Aku segera bangkit dari tempat tidur dalam keadaan tubuh yang masih bertelanjang bulat menuju kamar mandi yang memang menyatu dengan kamar tidurku untuk membersihkan cairan sperma suamiku yang melumuri tubuhku. Rasanya belahan blouseku sudah terbuka lebar, lalu Aku menunggu aksi dia berikutnya. Sherly tidak mengeluarkan sepatah kata pun sejak tadi masuk ke dalam ruangan itu. Aku merasa nyaman dengan kehidupanku, terkecuali jenuhku yang belakangan datang melanda. Aku tak mau dia tahu bahwa Aku telah terrangsang.


Comments76
Najas
Wacker, mir scheint es der ausgezeichnete Gedanke
Tushura
Welche interessante Mitteilung
Mezikora
der Glänzende Gedanke